Silahkan Berbagi:

Di balik kebahagiaan para ibu setelah melahirkan, tak sedikit yang sebenarnya khawatir akan bentuk badan yang melar. Menurut studi terbaru, kegiatan berjalan kaki, menghindari makanan berlemak dan mengurangi waktu di depan TV, cukup efektif untuk kembali langsing.

Kesimpulan tersebut disampaikan oleh tim peneliti dari Harvard Medical School, AS, setelah melakukan pengamatan terhadap 902 perempuan. Dalam riset yang dipimpin Dr.Emily Oken tersebut, tim mengikuti perkembangan kesehatan para responden untuk mengetahui kebiasaan apa saja yang bisa menurunkan berat badan setelah melahirkan.

Pengamatan tersebut dilakukan selama responden hamil hingga setelah persalinan. Enam bulan setelah bayi mereka lahir, para responden ini ditanyai aktivitas yang sering mereka dilakukan, misalnya berapa lama mereka menonton TV dan melakukan aktifitas fisik. Selain itu para responden juga diminta mengisi daftar pertanyaan tentang pola makan mereka.

Setahun kemudian, rata-rata para responden mengalami kenaikan berat badan 0,6 kg dibandingkan sebelum kehamilan. Sebanyak 12 persen responden kenaikannya mencapai 5 kg.

Untuk setiap satu jam waktu yang mereka habiskan di depan TV setiap harinya, risiko kenaikan berat badan hingga 5 kg mencapai 24 persen. Faktor pencetus kegemukan lainnya adalah makanan berlemak. Konsumsi makanan berlemak 0,5 persen kalori akan meningkatkan risiko kenaikan berat badan hingga 33 persen. Sementara itu, responden yang melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki setiap jam setiap harinya, terbukti berat badannya lebih stabil.

Menurut tim peneliti seperti dimuat dalam American Journal of Preventive Medicine edisi April 2007, wanita yang menonton TV kurang dari dua jam setiap harinya, berjalan kaki minimal 30 menit dan mengurangi konsumsi makanan berlemak, risiko kegemukannya berkurang hingga 77 persen setelah melahirkan.

"Menghindari makanan berlemak bagi wanita muda mungkin lebih karena takut gemuk, padahal mereka juga akan terhindar dari risiko penyakit jantung. Dengan mengurangi waktu menonton TV, bukan hanya baik untuk kesehatan ibunya tetapi juga bisa menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya," kata Emily.

Sumber:  Reuters, Kompas
Penulis : An

{moscomment}