Cetak
Kategori: Kesehatan
Dilihat: 7843

Ehm,

Hanya mau berkomentar sedikit terhadap cerita dibawah (maaf, saya agak menganggap cerita ini kurang berdasar, karena beberapa hal):

1. Pernyataan bahwa lintah tidak akan mati dengan suhu berapapun. Jelas ini uaneh banget....Berikut saya kutip tulisan seorang teman tentang ini: tah yang berada di dalam batang kangkung itu tidak akan mati walau dimasak selama apapun, apa lagi untuk kangkung cos proses memasak tidak terlalu lama untuk menghasilkan rasa kangkung yang en

"lintah sangat sensitif terhadap panas & dengan cepat menghindari kontak dengan senyawa bersifat panas seperti mentol. untuk melepaskan gigitan lintah bisa menggunakan 'obat' sederhana seperti bubuk sabun, tembakau, garam, baking soda, sari jeruk, atau minyak kayu putih. jadi, dari kalimat "Lintah hanya akan mati jika dibakar" sudah bisa disimpulkan betul apa salah kan . orang kena panas / garam sedikit saja lintahnya sudah mati kok.. belum lagi di dalam lambung dicerna sama enzim2 pencernaan / asam lambung"

Tambahan dari saya :

Pengalaman saya dibidang sampah dan limbah juga membuktikan itu.Kompos dibuat dengan proses pertama pemanasan (makanya kompos dibiarkan selama seminggu, untuk membiarkan suhu didalamnya naik sampai mendekati 60-80 derajat yang fungsinya akan mematikan bakteri2 patogen di dalamnya) setelah proses itu suhu akan mendingin dan barulah cacing dkk akan berkerja bersama dengan bakteri baik membantu membuat kompos menjadi kompos yang kita lihat dengan tekstur seperti remah (artinya kompos matang).Jadi, kesimpulannya cacing dkk juga lintah dkk, nggak akan tahan suhu panas, makanya dia baru mau nongol pas suhu kompos setengah jadi, sudah dingin.Jadi, saat dimasak....dengan suhu yang tidak terlalu panas pun, tuh lintah pasti mati matian cari jalan keluarlah... .

2. Pernyataan bahwa lintah berkembang sangat cepat di dalam tubuh sang anak :

lintah termasuk dalam filum : Annelida, kelas : Clitellata, dan Subkelas : Hirudinea.  Lintah adalah hewan hemaprodit, yang berarti dalam satu individu memiliki 2 jenis kelamin. meski demikian, ada kisaran umur di mana hewan tersebut produktif sebagai jantan, atau produktif sebagai betina. hewan hemaprodit tetap membutuhkan pasangan u/ dapat berkembang biak. tidak seperti sesama rekannya di filum Paltyhelmnithes, contohnya cacing pita, yang dapat berkembang biak Vegetatif dg cara regenerasi (memutuskan bagian tubuh), lintah akan langsung mati jika tubuhnya terputus (nah, waktu makan gak dikunyah tuh kangkungnya? ). 1-2 hari setelah kopulasi, lintah menghasilkan kepompong. baru setelah sekitar 3 minggu, kepompong itu pecah dan menjadi individu baru. lintah akan mati setelah 1 - 2 kali melakukan reproduksi.

So, cerita yang engkau postkan itu, lebih baik ditanggapi hati-hati.Seperti diskusi dengan Ferry via chat kemarin, justru masalah besar kangkung adalah kemampuannya yang luar biasa menyerap logam termasuk logam berat.Sebagai orang yang bekerja di bidang penyehatan lingkungan, saya dkk, mengkhawatirkan penanaman kangkung di tempat-tempat (ingat , kangkung adalah tanaman air) yang sumber airnya tidak aman dari limbah berbahaya seperti logam berat dan lain-lain yang sering dibuang pabrik2 tidak tahu diri ke tempat2 sumber air umum.Di Bandung, kangkung banyak ditanam di daerah Bandung Selatan yang sumber airnya banyak tercemar limbah pabrik tekstil yang dibuang sembarangan.

Nah, logam berat ini seperti (yang ngetop sih) merkuri atau Hg, Cd (kadmium) dll ini gampang sekali terikat dalam tanaman air termasuk kangkung.Efeknya bagi kesehatan macam-macam, tergantung logamnya dan tergantung dimana si logam akan menempel di tubuh manusia, tapi salah satu yang sering diungkapkan adalah buat ginjal dan efek karsinogenik (penyebab kanker). Masalahnya kanker contohnya adalah penyakit akumulasi yang muncul efeknya setelah bertahun2.Para ahli juga sering mengaitkan banyaknya logam berat yang masuk tubuh kita dengan fenomena kanker dan tumor.Perhatikan deh, saat lingkungan semakin buruk, berapa anak dari keluarga miskin yang lahir dengan keadaan cacat dan tumor (sering lihat di koran kan?) , ini bisa terjadi karena kadang logam bekerja menghalangi proses metabolisme tubuh yang normal terjadi, sehingga terjadilah salah persepsi dari senyawa2 kimia di dalam tubuh dan membentuk produk yang tidak normal (sori, cari sendiri literraturnya yah, ini bisa 2-3 kali pertemuan kuliah 3 jam nih).

Itulah makanya, seperti penelitian S3 yang saya lakukan saat ini (dan heboh minta cari orang pertanian via teman2 smansa) karena sepencarian saya 3 bulan ini, saya tidak menmukan sama sekali aturan pemerintah RI mengenai pemakaian air limbah untuk pertanian, khususnya bagi tanaman yang dimakan oleh manusia.Padahal limba domestik biasa aja (maksudnya dari rumah tangga seperti dari cuci pakaian dan cuci piring, dan MCK) punya efek berbahaya juga bagi kesehatan manusia (ingat, ingat soal deterjen yang ada di bahan pencuci).Dan padahal, di dunia internasional sudah banyak pertemuan dan aturan mengenai hal ini, kenapa negara kita belum meratifikasi atau embuat aturannya yah, hiks....

Jadi Icus dan teman-teman, kalau hobi makan tanaman air, carilah tanaman air yang bersumber dari sumber yang terpercaya yah......

MAYRINA

----- Original Message ----
From: FX
To: sman1mdn-91@ yahoogroups. com
Sent: Monday, September 22, 2008 8:27:27 AM
Subject: [sman1mdn-91] FW: [altavide] Trs: [BGC] PLECING KANGKUNG PRO ABNER, BABIR dan para dokter lainnya

Dear Para Dokter dan ahli gizi,

apakah benar semua sayur dengan tangkai berlubang menjadi tidak sehat???

Apakah dengan memasaknya, yang dimaksud tidak menjadi mati??

Bukankah sangat dianjurkan bahwa memasak sayur agar tidak terlalu lama, karena vitamin-nya bisa hilang??

icus

From: altavide@yahoogroup s.com [ mailto:altavide@ yahoogroups. com] On Behalf Of Iis Haryono
Sent: Sunday, September 21, 2008 10:52 PM
To: altavide@yahoogroup s.com; apeldus@yahoogroups .com; Alumni Katolik SMU 78
Subject: [altavide] Trs: [BGC] PLECING KANGKUNG



--- Pada Sab, 20/9/08, Augustine Leony menulis:

Dari: Augustine Leony
Topik: [BGC] PLECING KANGKUNG
Kepada: bukitgriyacinere@ yahoogroups. com
Tanggal: Sabtu, 20 September, 2008, 11:51 AM

Wah... Jadi takut...

Kangkung


JANGAN JAJAN KANGKUNG SEMBARANGAN YA, KECUALI KALAU BATANGNYA DIBELAH .

Category: Ruang Pengetahuan

Jika Anda penggemar kangkung, baik itu plecing kangkung, cah kangkung, petis kangkung, kangkung cos, dll yang b erka itan dengan kangkung, mungkin cerita ini dapat menjadi pertimbangan bagi Anda pada saat akan mengkonsumsi kangkung.

Saya mendapat cerita ini dari seorang teman, tapi Saya lupa tempat persisnya di Negara mana, yang jelas antara Singapura / Malaysia .

Pada suatu hari di rumah sakit terkenal, semua dokter kebingungan hanya karena ada seorang anak kecil yang tampan menderita sakit perut. Anak itu dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya setelah 2 hari menderita diare.
Sudah bermacam obat sakit perut yang diberikan kepada anak itu, namun diarenya tidak kunjung sembuh.

Di rumah sakit orang tua anak tersebut ditanya oleh dokter, makanan apa saja yang sudah dimakan oleh anak tersebut selama 2 hari ini. Orang tua anak itu kebingungan, karena sejak anaknya diare otomatis anak tersebut tidak mau makan, dia hanya minum susu, itu pun langsung dikeluarkan lagi. Setelah usut punya usut, ternyata sebelum menderita diare, malamnya anak tersebut baru saja diajak makan kangkung cos di Restoran oleh orang tuanya.

Dokter segera melakukan rontgen, ternyata di usus anak tersebut telah berkembang-biak lintah dengan anaknya yang kecil-kecil. Dokter angkat tangan dan menyatakan tidak sanggup mengambil tindakan medis apapun.

Akhirnya anak kecil tampan yang malang itupun meninggal dunia.

Usut punya usut, ternyata lintah itu sebelumnya bersemayam di dalam batang kangkung yang besar. Memang, untuk penggemar kangkung cos yang paling enak adalah batangnya, apa lagi jika dimasak oleh seorang ahli, maka kangkung cos rasanya akan menjadi renyah. Lintah yang berada di dalam batang kangkung itu tidak akan mati walau dimasak selama apapun, apa lagi untuk kangkung cos proses memasak tidak terlalu lama untuk menghasilkan rasa kangkung yang enak. Lintah hanya akan mati jika dibakar.


Di dalam usus anak tadi, lintah yang tadinya hanya 1 dalam 2 hari berkembang biak dengan cepatnya karena terus menerus menghisap darah yang ada, otomatis dokter juga kebingungan, bagaimana mematikan/membersih kan lintah yang telah sangat banyak tersebut dari dalam usus anak malang itu.

Jujur, sejak mendengar cerita itu, kesukaan saya akan kangkung menjadi berkurang, boleh dibilang sudah 1 bulan ini saya sama sekali tidak mengkonsumsi kangkung dalam bentuk apa pun, bukan karena menjadi paranoid, tapi bagi Saya lebih banik menjaga segala kemungkinan yang ada, toh tidak hanya kangkung yang dapat kita konsumsi, masih banyak sayur lain yang dapat kita makan dengan meminimalisir segala kemungkinan "lintah" yang terselip di dalamnya.