Silahkan Berbagi:

Sebuah inspirasi yang menarik, bahwa karier tidak harus dibangun dalam lingkup formal organisasi. Kesuksesan Rowling diperoleh justru karena sempat terlunt-lunta tanpa kejelasan masa depan kariernya. Pada saat ia sedang mengalami kesulitan, ia menemukan minatnya dalam penulisan buku anak-anak, yang kemudian menjadi karier impiannya.

Harry Potter, cerita yang awalnya ditujukan kepada anak-anak, ternyata meledak penjualannya dan disukai oleh berbagai kalangan usia. Tetapi yang lebih menarik adalah kisah pengarangnya dalam meniti kariernya, yang berakhir sebagai penulis yang sukses.

J. K. Rowling, pengarang Harry Potter yang mengawali kariernya sebagai seorang peneliti dan sekretaris bilingual Amnesty International. Dalam menjalani profesinya sebagai sekretaris, munculah ide cerita tentang seorang anak laki-laki yang masuk ke dalam sekolah khusus bagi para calon penyihir. Tepatnya pada saat ia menanti kereta api jurusan Manchester dan London yang tertunda keberangkatannya. Setelah sampai di tujuan, ia langsung mulai menulis idenya tersebut.

Kemudian Rowling pindah ke Porto , Portugal untuk menjadi guru bahasa Inggris. Sempat menikah dengan seorang wartawan Portugal dan memiliki seorang anak, Rowling kemudian bercerai dan tak lama kemudian pindah ke Edinburgh , Skotlandia, dimana ia harus hidup sebagai orangtua tunggal dan hanya mengandalkan tunjangan pengangguran sebagai sumber penghasilannya.

Pada tahun 1995, ia menyelesaikan naskah pertama novelnya, Harry Potter and the Philosopher Stone. Pada mulanya, buku ini ditolak oleh berbagai penerbit, sampai akhirnya diterima oleh penerbit berskala kecil yang bernama Bloomsbury . Dua tahun kemudian, Bloomsbury menerbitkan cerita Harry Potter and the Philosopher Stone dengan jumlah cetakan pertama hanya sebanyak seribu kopi, lima ratus kopi diantaranya didistribusikan ke berbagai perpustakaan. Lima bulan kemudian, buku ini memenangkan penghargaan pertamanya, A Nestle Smarties Book Prize. Kemudian buku ini juga mendapatkan penghargaan British Book Award for Children's Book of the Year yang prestisius. Tahun berikutnya, Scholastic Inc., sebuah penerbit di Amerika Serikat (AS), menerbitkan The Philosopher Stone dengan judul Harry Potter and the Sorcerer's Stone.

Sukses dengan buku awalnya, Rowling melanjutkan penulisan buku-buku serial Harry Potter berikutnya, yang seperti kita tahu juga sukses dalam penjualan dan memenangkan berbagai penghargaan. Rowlings yang tadinya berprofesi sebagai seorang guru dan sempat jadi pengangguran, kini telah sukses menjadi penulis.

Bagi pendaki tangga karier, kisah perjalan karier Rowling ini tentunya bisa menjadi cerita yang lebih menarik ketimbang tokoh ciptaannya. Sebuah inspirasi yang menarik, bahwa karier tidak harus dibangun dalam lingkup formal organisasi. Kesuksesan Rowling diperoleh, justru karena dia sempat terlunta-lunta tanpa kejelasan masa depan kariernya. Pada saat ia sedang mengalami kesulitan, ia menemukan minatnya dalam penulisan buku anak-anak, yang kemudian menjadi karier impiannya. Tentu diperlukan tabungan emosi.

Kita sering merasa takut pada saat memutuskan untuk membangun karier dalam bidang tertentu. Takut terhadap resiko yang akan dihadapi. Takut melangkah setelah mendengar komentar-komentar negatif mengenai karier impian kita. Atau kita takut melangkah karena merasa kondisi financial yang kurang baik, pendidikan yang tidak sesuai, masalah umur, fisik dan lain sebagainya. Atau bahkan takut akan persaingan. Tapi intinya adalah takut mengalami kegagalan.

Saat kita membiarkan berbagai keyakinan negatif mempengaruhi kita, maka sebenarnya kita sedang membangun tembok yang tinggi untuk mencapai apa yang kita inginkan. Jika seseorang yakin bahwa ia tidak mampu untuk berhasil dalam suatu bidang karier, keyakinan ini akan memiliki dampak terhadap perilakunya. Misalnya saat ia harus menghadapi wawancara pekerjaan. la dihantui kecemasan jika mengatakan yang salah dan menjadi kurang percaya diri. la mengatakan hal-hal yang menurut pikirannya ingin didengar oleh pewawancara.

Hal ini menjadikan hilangnya kesempatan meraih karier impiannya, dan menjadi pembenaran atas keyakinannya. Apa akibatnya? la akan melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari. Oleh karenanya, jika ingin berhasil dalam karier yang diimpikannya, seseorang harus mengubah keyakinan dan perilakunya. Seperti yang dilakukan oleh Rowling, tidak menyerah meskipun naskah bukunya pada saat-saat awal ditolak oleh berbagai perusahaan penerbitan. la tetap berusaha maju mengalahkan rasa takutnya terhadap ketidakmungkinan akan keberhasilan. Mengubah perilaku yang ada memang tidak selalu mudah. Namun jika hal-hal yang kita lakukan hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, mungkin perilaku yang baru hasil perubahan yang dilakukan akan mampu mewujudkan karier yang diimpikan.Memang akan terdapat suatu saat dimana seseorang tidak lagi yakin apakah hal yang

dilakukannya akan membawa hasil. Ini adalah hal yang normal.

Namun keberhasilan hanya akan dicapai bagi mereka yang tetap memiliki keyakinan dan mewujudkan keyakinan tersebut dengan terus berusaha. Agar dapat mengalahkan rasa takut yang menjadi penghalang dalam kemajuan karier, tentu harus diperhitungkan resiko-resiko yang mungkin akan dihadapi, tidak hanya berbekal keyakinan. Saat merencanakan usaha-usaha menggapai karier yang diimpikan, seperti yang dikatakan oleh Messmer, perlu dipertimbangkah hal-hal berikut ini.

Pertama, minat. Pertimbangkanlah dengan hati-hati mengenai hal-hal apa saja yang paling disukai dalam sebuah pekerjaan. Ini akan membuat kita dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam menentukan langkah karier selanjutnya. Pertimbangkanlah tugas-tugas apa saja yang memberikan kita kepuasan terbesar dan buatlah penilaian apakah terdapat semacam pola dalam tugas-tugas dan pekerjaan yang dilaksanakan. Juga pikirkanlah apa yang paling kita suka kerjakan di waktu luang. Seringkali kita mendapatkan insight dari hal-hal yang kita suka lakukan di luar waktu kerja.

Kedua, lakukanlah penilaian secara jujur mengenai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Review semua prestasi di masa lalu. Komentar-komentar dari atasan, rekan kerja, teman, dan keluarga dapat pula menjadi petunjuk yang berharga.

Ketiga, pertimbangkanlah berbagai pilihan-pilihan yang ada. Mungkin masih terdapat opsi-opsi yang belum ditelusuri sebelumnya, seperti peluang untuk promosi jabatan, atau profesi-profesi tertentu dimana kita dapat mengembangkan minat dan kemampuan yang dimiliki. Bicarakanlah masalah tujuan karir dan tujuan personal dengan orang-orang yang tepat. Jika kita masih bekerja di suatu perusahaan, diskusikanlah bagaimana caranya agar perusahaan dapat memberikan dukungan.

Selamat berjuang meruntuhkan tembok keyakinan negatif dan meraih karier,impian!

Sumber: Male Emporium

{moscomment}