Mungkin terasa klise kalau saya menulis bahwa rasa syukur adalah salah satu pilar dari kebahagiaan hidup, dan bahkan mungkin merupakan pilar yang utama. Tetapi sudah amat sering terjadi sesuatu yang klise, yang sudah biasa dan umum diketahui orang, adalah juga hal yang paling mudah dilupakan dan tidak disadari dengan sepenuh-penuhnya. Termasuk juga rasa syukur.
Andai saja setiap orang, dalam mengawali hari-hari kehidupannya, memulai dengan sebentuk rasa syukur, yang tak harus rumit dan megah, tetapi cukuplah dengan mensyukuri hal-hal kecil, kita boleh berharap dunia kita akan dipenuhi oleh lebih banyak cahaya kegembiraan dan sukaria yang cerah. Setiap orang akan merasa bahwa, terlepas dari masalah-masalah dan penderitaan pribadi yang harus mereka tanggung, mereka masih memiliki banyak hal-hal yang patut disyukuri dengan hati riang.
Bahwa ketika kita bangun pagi, kita masih mendapati diri mampu melangkah turun dari tempat tidur yang layak, memandang dunia dengan sepasang mata yang sehat, tangan-tangan yang masih mampu membasuh kotoran dari tubuh, dan di meja makan tersedia sarapan yang pantas untuk memberi makan tubuh kita.
Kita bersyukur masih memiliki sehari lagi waktu untuk memberi makna kehidupan kita sebelum pada saatnya nanti ia harus berakhir. Kita beryukur masih dapat mendengar burung-burung berkicau menyemarakkan hati kita dengan keriangan mereka, dan mampu menghargai kicauan itu dengan berterima kasih kepada mereka. Kita tertawa lepas mendengar kisah yang lucu, merenung dalam dan bergetar tatkala membaca kisah yang inspiratif, dan memandang penuh kasih kepada wajah-wajah lembut yang kjita kasihi dan mengasihi kita.
Kalau saja setiap dari kita sungguh-sungguh menghargai arti pentingnya, dan bersedia meluangkan sedikit waktu untuk memanjatkannya, rasa syukur sungguh-sungguh dapat mengisi kehidupan kita dengan kebahagiaan yang kita semua dambakan.
Chuang 101206
PuzzleBali, Puzzle 3D Edukatif
http://baliedu.blogspot.com
{moscomment}